Asma merupakan penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi. Pencetus alergi misalnya udara dingin, rambut, bulu, kotoran, debu, atau tekanan psikologis.

Gejala awal penyakit asma berupa:
- batuk terutama pada malam atau dini hari,
- sesak napas,
- napas berbunyi yang terdengar jika pasien mengembuskan napasnya,
- rasa berat di dada, dan
- dahak sulit keluar.
- serangan batuk hebat,
- sesak napas yang berat,
- napas tersengal-sengal,
- sianosis (kulit kebiruan) yang dimulai dari sekitar mulut,
- sulit tidur (posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk), dan
- kesadaran menurun.
1. Apa penyebab penyakit asma?
Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita penyakit asma, maka dokter perlu melakukan sejumlah tes. Namun sebelum tes dilakukan, dokter biasanya akan mengajukan pertanyaan pada pasien mengenai gejala apa saja yang dirasakan, waktu kemunculan gejala tersebut, dan riwayat kesehatan pasien serta keluarganya.
Jika seluruh keterangan yang diberikan pada pasien mengarah pada penyakit asma, maka selanjutnya dokter bisa melakukan tes untuk memperkuat diagnosis, misalnya:
Pengobatan asma
Ada dua tujuan dalam pengobatan penyakit asma, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Untuk mendukung tujuan tersebut, diperlukan rencana pengobatan dari dokter yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Rencana pengobatan meliputi cara mengenali dan menangani gejala yang memburuk, serta obat-obatan apa yang harus digunakan.
Penting bagi pasien untuk mengenali hal-hal yang dapat memicu asma mereka agar dapat menghindarinya. Jika gejala asma muncul, obat yang umum direkomendasikan adalah inhaler pereda.
Bilamana terjadi serangan asma dengan gejala yang terus memburuk (secara perlahan-lahan atau cepat) meskipun sudah ditangani dengan inhaler atau obat-obatan lainnya, maka penderita harus segera mendapatkan penanganan di rumah sakit. Meski jarang terjadi, serangan asma bisa saja membahayakan nyawa. Bagi penderita asma kronis, peradangan pada saluran napas yang sudah berlangsung lama dan berulang-ulang bisa menyebabkan penyempitan permanen.
Berikut ini adalah dampak akibat penyakit asma yang bisa saja terjadi:
- Asma merupakan penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi. Selain itu, beberapa hal yang dapat memicu kemunculan gejala penyakit ini, di antaranya: Infeksi paru-paru dan saluran napas yang umumnya menyerang saluran napas bagian atas seperti flu. Alergen (bulu hewan, tungau debu, dan serbuk bunga).
- Saluran pernapasan seseorang yang terserang asma akan mengerut dan tersumbat oleh lendir sehingga penderita akan sulit bernapas.
- batuk terutama pada malam atau dini hari,
- sesak napas,
- napas berbunyi yang terdengar jika pasien mengembuskan napasnya,
- rasa berat di dada, dan
- dahak sulit keluar.
- serangan batuk hebat,
- sesak napas yang berat,
- napas tersengal-sengal,
- sianosis (kulit kebiruan) yang dimulai dari sekitar mulut,
- sulit tidur (posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk), dan
- kesadaran menurun.
- Karena jika dibiarkan tentunya kondisi pasien akan semakin memburuk, dan jika terus dibiarkan pasien dapat mengalami kejang.
- Posisi tidur terbaik bagi pasien yang mengalami gejala berat adalah dalam keadaan duduk.
Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita penyakit asma, maka dokter perlu melakukan sejumlah tes. Namun sebelum tes dilakukan, dokter biasanya akan mengajukan pertanyaan pada pasien mengenai gejala apa saja yang dirasakan, waktu kemunculan gejala tersebut, dan riwayat kesehatan pasien serta keluarganya.
Jika seluruh keterangan yang diberikan pada pasien mengarah pada penyakit asma, maka selanjutnya dokter bisa melakukan tes untuk memperkuat diagnosis, misalnya:
- Spirometri
- Tes Arus Puncak Ekspirasi (APE)
- Uji Provokasi Bronkus
- Pengukuran Status Alergi
- CT Scan
- Rontgen
Pengobatan asma
Ada dua tujuan dalam pengobatan penyakit asma, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Untuk mendukung tujuan tersebut, diperlukan rencana pengobatan dari dokter yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Rencana pengobatan meliputi cara mengenali dan menangani gejala yang memburuk, serta obat-obatan apa yang harus digunakan.
Penting bagi pasien untuk mengenali hal-hal yang dapat memicu asma mereka agar dapat menghindarinya. Jika gejala asma muncul, obat yang umum direkomendasikan adalah inhaler pereda.
Bilamana terjadi serangan asma dengan gejala yang terus memburuk (secara perlahan-lahan atau cepat) meskipun sudah ditangani dengan inhaler atau obat-obatan lainnya, maka penderita harus segera mendapatkan penanganan di rumah sakit. Meski jarang terjadi, serangan asma bisa saja membahayakan nyawa. Bagi penderita asma kronis, peradangan pada saluran napas yang sudah berlangsung lama dan berulang-ulang bisa menyebabkan penyempitan permanen.
Berikut ini adalah dampak akibat penyakit asma yang bisa saja terjadi:
- Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi).
- Menurunnya performa di sekolah atau di pekerjaan.
- Tubuh sering terasa lelah.
- Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak.
- Status asmatikus (kondisi asma parah yang tidak respon dengan terapi normal).
- Pneumonia.
- Gagal pernapasan.
- Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru.
- Kematian.
- Mengenali dan menghindari pemicu asma.
- Mengikuti rencana penanganan asma yang dibuat bersama dokter.
- Mengenali serangan asma dan melakukan langkah pengobatan yang tepat.
- Menggunakan obat-obatan asma yang disarankan oleh dokter secara teratur.
- Memonitor kondisi saluran pernapasan.

0 Komentar